judul jurnal: pola permintaan dan penawaran ketersediaan daging sapi nasional tahun 2030 dengan pendekatan forecasting
Tahun : desember 2019
Penulis : mueljono (fakultas ekonomi universitas semarang)
Publikasi :majalah ilmiah solusi 1 januari 2020
Riviewer : Halimatus sa’diyah (E2A019423)
RIVIER
Latar belakang penelitian :
Thomas robert malthus menyatakan bahwa pertubuhan manusia dihitung memakai deret ukur sedangkan produksi pangan dihitung dengan memakai deret hitung.dunia akan terjadi kekurangan pangan karena pertumbuhan produksi pangan tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk.pendapat tersebut terbukti di indonesia sampai saat ini kebutuhan pangan belum bisa terpenuhi apalagi pada saat ini dunia sedangkan di hebohkan dengan virus covid-19 yang membuat semua aktivitas menjadi di rumah
Teori utama yang digunakan :
Penulis menggunakan tabel untuk membandingkan peningkatan permintaan dari tahun ke tahunhal ini mempermudah untuk membedakan
Metode penelitian : analisis data yang di gunakan adalah hipotesis menggunakan metode diskriptif dengan menyajikan data dalam bentuk tabel dan grafik ,dengan data kuantitatif untuk forecoasting dg metode kuadrat kecil
Sampel penelitian : peneliti menggunakan tabel penawaran daging sapi mulai tahun 2010 hingga 2018
Hasil yang di peroleh :
Peneliti berhasil membuktikan bahwa dari tahun 2010 hingga 2018 permintaan penawaran daging sapi nasional mengalami peningkatan yang konsisten analisis forecoasting menghasilkan bahwa sisi penawaran daging nasional mengalami peningkatan namun tidak mampu memenuhi permintaan dalam negri sehingga rasionya <1.
Sedangkan pada tahun 2030 dengan menggunakan metode forecoasting mengalami trend kenaikan serta perbandingan antara penawaran dengan permintaan daging sapi nasional 2030 menunjukkan rasio permintaan daging sapi lebih besar di bandingkan dengan penawaran dengan penawaran daging sapi yaitu ratoi >1 ,sehingga program swasembada daging sapi tertunda
Perhitungan pada penulisan ini hanya mengukur dan memproyeksikan sisi produksi dan konsumsi daging nasional,dari tahun 2010 tanpa memperhatikan variabel atau faktor lainnya. Karena variabel lain di anggap konstan. Pemerintah selaku pembuat kebijakan hendaknya membuat kebijakan yang lebih komperensif menyangkut produksi daging sapi nasional demi terwujudnya swasembada daging sapi nasional,sehingga trend peningkatan mampu memenuhi permintaan dalam negri